Uskup Agung Ende Pimpin Misa di Parung Panjang, Pesannya Menggetarkan Hati!
![]() |
Umat yang hadir foto bersama dengan Bapa Uskup Agung Ende, Mgr. Budi Kleden (Dok. dari Sdr. Steve Elu) |
Katolik Terkini - Umat Katolik di Stasi Santo Laurensius, Parung Panjang, mendapatkan kehormatan besar dengan kehadiran Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden SVD, yang memimpin Misa Kudus di kapela setempat pada Minggu (2/3/2025).
Perayaan misa ini dihadiri oleh umat dari Parung Panjang, sekitarnya, serta umat dari Jabodetabek yang rindu bertemu dengan Bapa Uskup.
Dalam perayaan yang berlangsung khidmat dan penuh kegembiraan ini, Mgr. Paulus Budi didampingi oleh empat imam, yaitu Romo Vikaris Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung, Romo Yohanes Anggi, Romo Damasus Sumadi CMF, Romo Yulius Cherlyono Neong CMF, serta Pater Lorens Da Costa SVD.
Hadir pula mantan Duta Besar Indonesia untuk Mozambique periode 2016-2021, Bapak Tito Do Santos Batista, serta para tamu undangan lainnya.
Pesan Mendalam dari Mgr. Budi Kleden
Dalam homilinya, Mgr. Paulus Budi menyampaikan pesan inspiratif mengenai pentingnya menolong sesama, khususnya mereka yang mengalami "kebutaan" dalam berbagai aspek kehidupan. Ia mengajak umat untuk mengatasi berbagai bentuk kebutaan yang menghambat pertumbuhan manusia, seperti kebutaan sosial, spiritual, dan ekonomi.
"Kita perlu menolong semua orang yang buta sosial, buta spiritual, dan buta ekonomi agar mereka keluar dari kebutaan itu dan melihat terang dalam kasih persaudaraan. Kita sendiri perlu melawan hal-hal yang membuat kita buta terhadap kebaikan dan karya Allah dalam hidup kita," ungkap Mgr Budi Kleden.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa buta sosial terjadi ketika seseorang tidak mampu melihat dan merasakan penderitaan orang lain. Buta spiritual adalah ketidakmampuan untuk merasakan dan mengakui kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan buta ekonomi adalah kondisi keterbatasan finansial yang menghambat kesejahteraan hidup seseorang.
Mgr. Budi Kleden mengajak seluruh umat untuk menjadi terang bagi sesama dan menunjukkan kasih tanpa membeda-bedakan suku, agama, budaya, atau latar belakang sosial.
"Kita harus menjadi terang bagi sesama, menunjukkan kasih dan kepedulian tanpa pandang bulu entah agama, suku, budaya dan latar belakang sosial berbeda. Dalam semangat kasih persaudaraan, kita dapat membawa perubahan yang nyata bagi mereka yang membutuhkan pertolongan," tambahnya.
Doa dan Harapan bagi Stasi Santo Laurensius
Misa ini juga menjadi momen refleksi bagi umat Stasi Santo Laurensius. Ketua Stasi, Dr. Frederikus, mengucapkan selamat atas pentahbisan Mgr. Paulus Budi sebagai Uskup Agung Ende dan meminta doa agar stasi ini dapat terus bertumbuh.
“Semoga suatu waktu umat Stasi Laurensius dapat memiliki gereja yang lebih baik dan lebih layak untuk beribadah,” kata Doktor Fritz.
Sementara itu, Romo Yohanes Anggi menegaskan bahwa Stasi Santo Laurensius adalah salah satu yang paling aktif dalam pelayanan dan memiliki semangat tinggi dalam membangun komunitas iman.
“Stasi ini umatnya paling banyak dan paling semangat dibandingkan stasi yang lain di Paroki ini,” kata Romo Anggi disambut tepuk tangan yang meriah.
Momen Kebersamaan dan Atraksi Budaya Nusantara
Setelah misa, Mgr. Paulus Budi meluangkan waktu untuk berdialog dan berbagi kebahagiaan dengan umat. Suasana penuh kehangatan terlihat ketika umat berinteraksi langsung dengan Uskup Agung, yang menunjukkan keteladanan dalam pelayanan dan kasih terhadap sesama.
Dalam acara ramah tamah, umat menampilkan atraksi budaya Nusantara dari berbagai daerah, seperti Sumatera, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambon, dan Jawa.
Hal ini semakin menegaskan identitas Stasi Santo Laurensius sebagai pusat kebhinekaan dalam Gereja Katolik, mencerminkan kekayaan budaya yang hidup dalam harmoni iman.
Misa Kudus bersama Uskup Agung Ende ini menjadi momen berharga bagi umat Katolik di Parung Panjang. Selain memperkuat iman, perayaan ini juga mengingatkan umat akan panggilan untuk selalu peduli terhadap sesama, khususnya mereka yang mengalami berbagai bentuk "kebutaan" dalam hidup.
Dengan semangat kasih persaudaraan, umat Katolik di Parung Panjang diharapkan terus menjadi terang bagi sesama dan membawa perubahan positif dalam masyarakat.(AD)
Oleh: Steve Elu
Posting Komentar