Tinggal Bersama Umat, Begini Cerita Calon Imam dalam Program Live-In di Paroki SMART!
Katolik Terkini – Sebanyak 50 mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas, terdiri dari 45 mahasiswa tingkat III dan 5 mahasiswa tingkat I, melaksanakan program Live-In di Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat, Medan – Sumatera Utara, dari tanggal 14 hingga 16 Maret 2025.
Para mahasiswa yang merupakan calon imam dari berbagai keuskupan (Regio Sumatera dengan 6 keuskupan), serta calon biarawan dari Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) dan Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv), sedang menempuh perkuliahan filsafat sebelum memasuki studi teologi.
Reksa Pastoral di Tengah-tengah Umat
Program Live-In bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada para calon imam dalam memahami kehidupan umat Katolik, baik dari segi sosial maupun spiritual.
Melalui ilmu filsafat, mereka diharapkan mampu mengembangkan daya nalar kritis dan logis yang dapat digunakan untuk memahami serta mencari solusi atas berbagai problematika umat yang akan mereka layani di masa depan.
Live-In ini juga menjadi kesempatan bagi para frater untuk merasakan langsung dinamika kehidupan umat Katolik dalam relasi sosial dan kehidupan menggereja. Dengan menghadapi hambatan dan tantangan secara langsung, mereka dapat menyusun strategi pastoral yang lebih relevan dengan kebutuhan umat.
Rangkaian Kegiatan Live-In
Pada hari pertama, Jumat, 14 Maret 2025, para frater tiba di halaman Paroki SMART pukul 13.00 WIB. Mereka didampingi oleh dua pastor pendamping, RP. Surip Stanislaus OFMCap dan RD. Yohanes Anjar Donobakti, Pr.
Setelah makan siang, acara serah terima dilakukan di Aula Heribertus, di mana Vikaris Parokial Paroki SMART, RP. Konstantinus Frederikus Jawa, OSC, menerima para frater. Selanjutnya, pada pukul 17.00 WIB, para frater dijemput oleh keluarga-keluarga di Lingkungan Paroki dan Stasi yang telah ditentukan.
Sabtu, 15 Maret 2025, para frater mengadakan Aksi Panggilan ke sekolah-sekolah Katolik di Stasi dan Paroki sejak pagi hingga siang hari. Setelah itu, mereka kembali ke lingkungan masing-masing untuk kunjungan keluarga atau melaksanakan kegiatan yang telah dijadwalkan.
Pada sore hari pukul 17.00 hingga 21.00 WIB, para frater mengadakan pertemuan dengan Orang Muda Katolik (OMK), Misdinar, serta anggota THS/THM dalam rangka Aksi Panggilan. Kegiatan ini dipusatkan di Aula Heribertus, sedangkan untuk Stasi berlangsung di aula masing-masing.
Pada hari terakhir, Minggu, 16 Maret 2025, para frater bertugas dalam perayaan Misa I (07.00 WIB) dan Misa II (09.30 WIB) di Gereja Paroki Santa Maria Ratu Rosari. Selain itu, beberapa frater mengadakan pameran benda-benda rohani dan lukisan karya mereka di dekat pintu gerbang utama gereja Paroki untuk penggalangan dana.
Perayaan Misa II dipimpin oleh RD. Yohanes Anjar Donobakti dan didampingi oleh RP. Konstantinus Frederikus Jawa, OSC serta RP. Surip Stanislaus, OFMCap. Dalam homilinya, Pastor Surip Stanislaus menekankan pentingnya kesetiaan dalam menjalankan tugas panggilan.
Ia mengingatkan bahwa seperti Yesus yang menghadapi berbagai cobaan dan godaan dalam menjalankan perutusan-Nya, setiap orang yang terpanggil juga akan menghadapi tantangan. Namun, mereka yang tetap setia akan memperoleh kemuliaan sejati.
Usai perayaan Misa, para frater dan umat berkumpul di Aula Heribertus untuk acara ramah-tamah dan evaluasi kegiatan Safari Panggilan hingga pukul 17.00 WIB. Setelah itu, dilakukan serah terima para frater dari Vikaris Parokial kepada pastor pendamping untuk kembali ke Sinaksak, Simalungun.
Kesaksian dari Umat
Ketua Dewan Pastoral Stasi (KDPS) Stasi Santa Maria Serba Jadi, Ripin Surbakti, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para frater yang live-in di Stasi Serba Jadi. Ia menuturkan bahwa kehadiran mereka memberikan harapan bagi umat, terutama dalam membantu pemetaan masalah dan mencari solusi atas minimnya pendampingan iman di Stasi yang berjumlah 38 KK dengan sekitar 80 jiwa.
Ripin juga menambahkan bahwa pengalaman Live-In ini memberikan manfaat besar bagi para frater dalam memahami kondisi umat secara objektif. Pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka dalam melayani umat setelah menjadi imam maupun dalam kehidupan awam.
Dengan adanya program Live-In ini, para frater tidak hanya memperkaya wawasan dan pengalaman pastoral mereka, tetapi juga membangun kedekatan dengan umat. Program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi kehidupan menggereja di Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat, Medan.(AD)
Oleh: Parulian Tinambunan (Kontributor Medan)
Posting Komentar