Luar Biasa! Pemuda Katolik Sudan Selatan Jalan Kaki 240 Mil Demi Perdamaian
![]() |
Sumber foto dari Vatican News |
Katoli Terkini - Sejak tahun 2023, kaum muda Katolik dari Keuskupan Rumbek, Sudan Selatan, rutin mengadakan ziarah jalan kaki sejauh 240 mil menuju ibu kota Juba. Awalnya, perjalanan ini diadakan untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus, namun kini telah menjadi acara tahunan demi menyebarkan pesan perdamaian.
Ketika Paus Fransiskus berkunjung ke Sudan Selatan pada 2023, sekelompok pemuda Katolik yang dipimpin oleh Suster Orla Treacy dari Kongregasi Suster Loreto memutuskan untuk melakukan perjalanan kaki lebih dari 200 mil dari Rumbek ke Juba.
Antusiasme mereka tidak berhenti setelah perjalanan pertama itu. Sepulangnya ke rumah, mereka bertanya, “Apa lagi yang bisa kita lakukan?”
Menjawab kegelisahan tersebut, Suster Orla membantu menjadikan ziarah ini sebagai agenda tahunan.
“Melalui perjalanan ini, para pemuda bisa lebih banyak berbicara tentang perdamaian kepada kaum muda lainnya serta mengunjungi lebih banyak paroki,” ungkapnya, mengutip Vatican News.
Dampak Sosial dan Perdamaian di Tengah Ketegangan
Sudan Selatan tengah menghadapi ketegangan politik dan konflik bersenjata sejak Februari 2024. Bentrokan antara tentara pemerintah dan kelompok bersenjata meningkatkan kekhawatiran akan stabilitas negara. Namun, kelompok pemuda Katolik ini melihat ziarah sebagai solusi untuk mempererat persatuan.
Monica Thien Balila, salah satu pemimpin pemuda dan penyelenggara ziarah, menekankan bahwa perjalanan ini memberikan kesempatan untuk memahami berbagai budaya dan cara hidup masyarakat Sudan Selatan.
“Dengan berbagi pengalaman, orang lain pun terdorong untuk keluar dari zona nyaman dan memperluas wawasan mereka,” ujarnya.
Senada dengan Monica, Martin Mandela Mangar menambahkan bahwa interaksi langsung dengan masyarakat lain membantu menghilangkan prasangka.
“Ketika kita berpindah tempat dan belajar tentang satu sama lain, kita akan mencapai perdamaian. Perbedaan hanyalah sesuatu yang ada, bukan penghalang,” katanya.
Empat Pilar Ziarah untuk Perdamaian
Menurut Suster Orla, ziarah ini berlandaskan empat pilar Utama. Pertama, Berjalan. Para peziarah menempuh perjalanan ke berbagai desa dan komunitas. Kedua, Doa. Memperdalam hubungan spiritual dengan Tuhan.
Ketiga, Perdamaian. Sepanjang perjalanan, para pemuda berdoa untuk kedamaian di desa-desa dan kota yang mereka lewati. Keempat, Komunitas. Membangun hubungan yang lebih erat dan menghancurkan batasan antar kelompok.
Suster Orla menekankan bahwa perjalanan ini membantu kaum muda melihat kenyataan yang berbeda dari narasi yang sering mereka dengar.
“Mereka kembali ke paroki masing-masing dan berkata, ‘Saya telah bertemu seseorang dari desa itu, mereka tidak seperti yang diceritakan,’ atau ‘Saya telah mengunjungi kota itu, dan ternyata berbeda dari yang saya bayangkan.’”
Ziarah Sebagai Jembatan Perdamaian
Di tengah konflik yang masih berlangsung, perjalanan spiritual ini menjadi jembatan perdamaian yang nyata bagi Sudan Selatan.
Melalui pertemuan langsung dengan berbagai komunitas, kaum muda membangun kesadaran bahwa perbedaan bukanlah pemicu konflik, melainkan kekayaan budaya yang harus dihargai.
Dengan semakin banyaknya pemuda yang ikut serta dalam ziarah ini, harapan untuk masa depan yang lebih damai di Sudan Selatan semakin besar. Seperti yang diungkapkan Monica, “Melalui ziarah, kami belajar untuk hidup bersama dan memahami satu sama lain.” (AD)
Posting Komentar