Kisah Tragis Keluarga Ulma: Pengorbanan Nyawa Demi Menyelamatkan Yahudi
Katolik Terkini - Tanggal 24 Maret memiliki makna simbolis yang mendalam dalam sejarah Polandia dan dunia. Pada hari ini di tahun 1944, keluarga Ulma dieksekusi oleh gendarmeri Jerman karena menyembunyikan delapan orang Yahudi di rumah mereka.
Jozef Ulma, istrinya yang sedang hamil, Wiktoria, serta enam anak mereka yang masih kecil dibunuh bersama orang-orang Yahudi yang mereka lindungi, termasuk Gołda Grünfeld, Lea Didner dan putrinya, serta Saul Goldman dan keempat putranya.
Sejak tahun 2018, Polandia memperingati tanggal ini sebagai Hari Peringatan Nasional bagi Warga Polandia yang Menyelamatkan Orang Yahudi di Bawah Pendudukan Jerman. Namun, tragedi pada tanggal yang sama di tahun 1941 juga tidak bisa dilupakan, yaitu pendirian Ghetto Lublin, yang menjadi simbol kebencian terhadap orang Yahudi.
Upacara Peringatan dan Penghormatan
Peringatan 24 Maret 2025 di Polandia diawali dengan Misa di Katedral Agung Lublin, diikuti dengan pembukaan pameran khusus yang didedikasikan untuk keluarga Ulma. Pejabat lokal, perwakilan Institut Peringatan Nasional, serta masyarakat setempat turut hadir dalam upacara ini.
Karangan bunga juga diletakkan di rumah Suster Marta Wołowska, seorang biarawati yang dieksekusi karena menyembunyikan orang Yahudi di dekat Słonim.
Menurut Rektor Universitas Katolik Yohanes Paulus II di Lublin, Rm. Prof. Mirosław Kalinowski, peringatan ini memiliki makna istimewa karena bertepatan dengan Hari Kesucian Kehidupan.
“Kita menghormati mereka yang mempertaruhkan nyawa untuk membantu orang Yahudi. Mereka adalah pahlawan sejati yang memberikan contoh keberanian dan keteguhan,” ujarnya.
Kisah Keluarga Ulma Mendunia
Meskipun kisah keluarga Ulma sudah dikenal luas di Polandia, namun baru belakangan ini mulai dikenal di luar negeri. Manuela Tulli, jurnalis dan salah satu penulis buku They Even Killed the Children: The Story of the Ulma Family, Martyrs Who Helped Jews, mengungkapkan bahwa kisah ini awalnya kurang mendapat perhatian internasional.
“Bersama Rm. Paweł Rytel-Andrianik, kami memperkenalkan kisah keluarga Ulma ke Italia. Kini, kisah mereka telah dikenal luas dan menggugah banyak orang,” katanya.
Biarawati yang Berjuang Menyelamatkan Orang Yahudi
Tak hanya keluarga Ulma, ratusan biarawati Katolik juga berperan besar dalam menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust. Suster Dr. Monika Kupczewska dari Pusat Geografi Sejarah Gereja di Universitas Katolik Lublin mengungkapkan bahwa setidaknya 2.345 biarawati terlibat dalam penyelamatan orang Yahudi. Penelitian terus dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kisah mereka.
“Mereka berasal dari berbagai kongregasi di Polandia, baik yang tertutup maupun aktif. Di negara lain, menyelamatkan orang Yahudi mungkin lebih mudah, tetapi di Polandia, tindakan ini bisa berujung pada hukuman mati,” jelasnya.
Dokumentasi Sejarah: Kesaksian Klerus yang Menyelamatkan Yahudi
Upaya untuk mengenang tindakan heroik warga Polandia terus dilakukan melalui berbagai penelitian dan publikasi. Abraham J. Heschel Center for Catholic-Jewish Relations di Universitas Katolik Lublin berperan penting dalam menjaga memori ini.
Salah satu upayanya adalah penerbitan buku Wartime Rescue of Jews by the Polish Catholic Clergy oleh Ryszard Tyndorf. Buku setebal 1.200 halaman ini berisi kesaksian orang-orang Yahudi yang diselamatkan oleh imam dan biarawati Katolik di Polandia selama Holocaust.
Buku ini dapat diakses secara gratis secara daring melalui tautan berikut:https://tiny.pl/s8xxn5vc
Peringatan 24 Maret bukan hanya sekadar mengenang tragedi, tetapi juga untuk menghormati keberanian dan pengorbanan orang-orang yang mempertaruhkan nyawa demi kemanusiaan.
Kisah keluarga Ulma dan para penyelamat Yahudi di Polandia menjadi pengingat bahwa keberanian dan solidaritas dapat bersinar terang bahkan di masa-masa tergelap sejarah.
Tulisan ini disadur dari Vatican News
Posting Komentar