Mengharukan! Bocah Korban Perang Ukraina Kembali Peluk Paus Fransiskus di Vatikan
![]() |
Foto dari dokumentasi vaticannews.va |
Katolik Terkini - Roman, seorang anak yang selamat dari serangan rudal Rusia di Ukraina, kembali mengunjungi Vatikan untuk bertemu Paus Fransiskus. Kedatangannya kali ini menandai pertemuan ketiganya dengan Paus, membawa pesan harapan bagi anak-anak korban perang di seluruh dunia.
Pada 14 Juli 2022, Roman yang saat itu berusia tujuh tahun selamat dari serangan rudal Kalibr Rusia di Vinnytsia, Ukraina. Serangan tersebut menewaskan 28 orang, termasuk ibunya, dan melukai lebih dari 200 lainnya.
Meskipun mengalami luka bakar parah, Roman bertahan dan menjadi simbol ketahanan. Ia menjalani perawatan intensif di Jerman, termasuk beberapa operasi besar seperti cangkok kulit dan rekonstruksi gendang telinga.
Dalam perjalanannya menuju pemulihan, Roman bahkan tampil dalam serial dokumenter Children of War, berbagi kisah perjuangannya kepada dunia. Ia pernah muncul mengenakan pakaian kompresi seluruh tubuh, membuatnya tampak seperti pahlawan super.
Pertemuan Ketiga dengan Paus Fransiskus
Roman pertama kali bertemu Paus Fransiskus pada 6 Desember 2023 dalam audiensi umum, di mana ia menyerahkan surat kepada Paus dan memeluknya. Pertemuan kedua mereka berlangsung pada 25 Mei 2024 dalam acara World Children’s Day.
Hari ini, 3 Februari 2025, Roman kembali ke Vatikan tanpa sarung tangan dan masker yang sebelumnya menutupi lukanya, dan ia menyandarkan kepalanya di bahu Paus sebagai simbol kehangatan dan harapan.
Kunjungan Roman ke Vatikan kali ini bersama Alliance Unbroken Kids, sebuah inisiatif yang diluncurkan dalam KTT Internasional Vatikan tentang Hak Anak. Program ini melibatkan Konfederasi Nasional Misericordie Italia, Unbroken Foundation yang mendukung korban perang di Ukraina, serta 5P Europe Foundation yang mempromosikan perdamaian global.
Ketiga organisasi ini berkomitmen memberikan bantuan material dan psikologis kepada anak-anak yang menderita akibat perang.
Roman, Saksi Hidup Akan Harapan
Paus Fransiskus menyambut delegasi yang datang dan mendengarkan kisah mereka. Sementara yang lain membawa buku dan gambar, Roman hanya membawa dirinya sendiri—tidak lagi tersembunyi di balik pakaian pelindung, tetapi berdiri sebagai bukti hidup ketahanan manusia.
Momen emosional terjadi saat Roman memeluk Paus, mengingatkan dunia akan dampak perang terhadap anak-anak. Paus Fransiskus kembali menegaskan bahwa perang adalah “kejahatan” terhadap mereka yang paling rentan. Namun, melalui keteguhan hati Roman, dunia kembali diingatkan bahwa harapan selalu ada.(AD)
Sumber : Vaticannews.va
Posting Komentar