Pembinaan Kompetensi Guru Agama Katolik: Mewujudkan Pembelajaran Kreatif dan Efektif
Katolik Terkini - Dalam upaya meningkatkan profesionalitas guru Pendidikan Agama Katolik, Bimas Katolik dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta menggelar acara "Pembinaan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Menengah."
Kegiatan ini diadakan di Fave Hotel, Cililitan, Jakarta Timur, pada Jumat, (8/11/2024), mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Acara ini mengundang berbagai narasumber berpengalaman, termasuk Antonius Nahak, Penelaah Teknis Kebijakan di Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang menyampaikan topik "Mengembangkan Pendidikan Agama Katolik yang Kreatif-Inovatif dalam Kurikulum Merdeka."
Dalam pemaparannya, Nahak menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam pendidikan yang terintegrasi dengan prinsip pembelajaran efektif.
Sebagai Penelaah Teknis Kebijakan, Nahak, memulai dengan menguraikan sketsa pembelajaran efektif, yaitu pembelajaran yang mendorong pemahaman makna dari setiap materi yang dipelajari oleh peserta didik.
Ia menjelaskan beberapa kecenderungan umum yang sebaiknya dihindari oleh para guru dalam pengajaran, seperti fokus yang berlebihan pada aktivitas pembelajaran, banyaknya materi yang diajarkan, dan orientasi pada gaya belajar. Menurutnya, pembelajaran harus lebih berorientasi pada capaian kompetensi peserta didik.
Prinsip Dasar Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum Merdeka
Nahak menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap makna materi yang dipelajari. "Pembelajaran yang efektif terjadi ketika peserta didik memahami apa yang dipelajarinya," ungkapnya.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memperhatikan latar belakang pengetahuan peserta didik, karena hal ini sangat memengaruhi proses pemahaman dan pemaknaan.
Selain itu, Nahak menjelaskan bahwa pengorganisasian konten pembelajaran yang jelas adalah kunci agar peserta didik memahami harapan serta kompetensi yang harus dicapai.
"Pembelajaran yang diorganisasikan dengan jelas memastikan bahwa peserta didik memahami kemampuan yang perlu mereka tunjukkan dan bagaimana mencapainya," tambahnya.
Pentingnya Kreativitas dalam Pembelajaran
Di banyak kelas, pembelajaran masih cenderung satu arah, seperti ceramah atau menonton video yang disajikan secara seragam untuk seluruh peserta didik. Nahak menyoroti bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kecepatan belajar yang berbeda.
"Agar efektif, pembelajaran harus memberikan tantangan dan kesempatan bagi keberhasilan yang bervariasi sesuai minat peserta didik," jelasnya.
Menurutnya, fleksibilitas dalam metode pengajaran sangat penting. Proses pembelajaran perlu didukung oleh asesmen yang tepat, lingkungan belajar yang menyenangkan, dan manajemen kelas yang adaptif.
Diferensiasi dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Efektivitas
Dalam Kurikulum Merdeka, diferensiasi menjadi bagian penting untuk memastikan setiap peserta didik dapat belajar secara optimal. Nahak menjelaskan bahwa guru harus mampu melakukan diferensiasi konten dan metode untuk mengakses materi.
Dengan diferensiasi, peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda dapat menerima materi yang sama namun dengan cara penyajian yang sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti melalui bacaan mandiri, kerja kelompok, atau penggunaan bahan yang lebih visual.
Nahak juga menekankan pentingnya tantangan yang proporsional untuk memastikan proses belajar berjalan efektif.
"Pengalaman belajar yang efektif terjadi ketika siswa didorong untuk melampaui batas kemampuan mereka secara bertahap. Jika tantangan terlalu rendah, siswa akan stagnan. Sebaliknya, jika terlalu tinggi, mereka bisa merasa frustrasi," tuturnya.
Acara yang dihadiri oleh 100 guru agama Katolik dari SMA/SMK di seluruh wilayah DKI Jakarta ini diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa di era Kurikulum Merdeka.(AD)
Posting Komentar