Caritas Indonesia Hadir di Tengah Bencana: Bantuan untuk 9.000 Pengungsi Akibat Erupsi Lewotobi
Sumber foto dari Caritas Indonesia |
Katolik Terkini - Lebih dari seminggu setelah erupsi besar Gunung Lewotobi yang melanda wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), jaringan Caritas Indonesia, bersama dengan Caritas Larantuka dan Caritas Maumere, terus bekerja keras untuk membantu para penyintas bencana.
Letusan yang terjadi pada Sabtu pagi, 9 November 2024, menghasilkan kolom abu vulkanik yang mencapai ketinggian 9 km di atas puncak kawah, dan dampaknya sangat terasa di beberapa daerah, termasuk gangguan signifikan terhadap penerbangan domestik dan internasional.
Letusan Gunung Lewotobi dan Dampaknya
Gunung Lewotobi yang terletak di Kabupaten Flores Timur, NTT, kembali meletus pada 9 November 2024, mengakibatkan ribuan warga di sekitarnya terpaksa mengungsi. Selain penutupan sementara Bandara Internasional Komodo, erupsi ini juga menyebabkan gangguan aktivitas masyarakat, termasuk masalah kesehatan dan kelangkaan bahan pangan dan air bersih.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 12 November 2024, sebanyak 2.735 keluarga (13.116 jiwa) harus mengungsi di delapan lokasi pengungsian yang tersebar di beberapa kecamatan.
Kecamatan Titehena adalah wilayah yang paling terdampak dengan 6.826 jiwa yang harus mengungsi. Selain itu, terdapat pengungsi di Kecamatan Wulanggitang, Ile Bira, Demon Pagong, hingga Kabupaten Sikka.
Upaya Jaringan Caritas Indonesia dalam Menanggapi Bencana
Sejak hari pertama pasca-erupsi, Caritas Indonesia bersama Caritas Larantuka dan Caritas Maumere telah bekerja tanpa henti untuk memberikan bantuan kepada para penyintas bencana. Hingga saat ini, bantuan telah disalurkan kepada lebih dari 9.000 jiwa yang tersebar di beberapa lokasi pengungsian.
Bantuan yang Telah Disalurkan
1. Kebutuhan Pokok
Bantuan yang diberikan meliputi sembako, air bersih, perlengkapan kebersihan diri, serta kebutuhan dasar lainnya. Selama dua minggu pertama masa tanggap darurat, Caritas Indonesia memprioritaskan distribusi bahan makanan, khususnya makanan siap saji, yang sangat dibutuhkan oleh para pengungsi. Selain itu, air bersih dan obat-obatan juga menjadi kebutuhan mendesak yang terus dipenuhi.
2. Layanan Kesehatan
Caritas Indonesia juga telah mendirikan pos layanan kesehatan yang didirikan oleh Caritas Keuskupan Larantuka dan Caritas Keuskupan Maumere. Pos kesehatan ini tidak hanya menyediakan layanan di tempat, tetapi juga melakukan kunjungan langsung ke lokasi pengungsian untuk memastikan para penyintas yang terisolasi dapat mendapatkan perawatan medis.
Beberapa penyakit pernapasan (ISPA) mulai muncul sebagai dampak dari abu vulkanik, sehingga pelayanan kesehatan, termasuk distribusi obat-obatan, vitamin, dan alat medis untuk penyandang disabilitas, sangat dibutuhkan.
3. Akses Air Bersih dan Fasilitas Sanitasi
Ketersediaan air bersih dan sanitasi menjadi salah satu fokus utama bantuan Caritas Indonesia. Beberapa pos pengungsian kini dilengkapi dengan fasilitas MCK, sementara pasokan air bersih didistribusikan setiap hari melalui mobil tangki. Upaya ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat berkembang dalam kondisi sanitasi yang buruk.
Tantangan yang Dihadapi di Lapangan
Meskipun bantuan terus mengalir, kondisi di lapangan menghadapi banyak tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah erupsi yang terus berlanjut, serta penyebaran abu vulkanik yang mengganggu akses menuju wilayah-wilayah pengungsian.
Selain itu, wabah penyakit pernapasan mulai menyebar di kalangan pengungsi, sementara ketersediaan air bersih masih terbatas.
Mobilisasi logistik yang sulit karena letusan Gunung Lewotobi yang fluktuatif dan jarak tempuh ke beberapa titik pengungsian juga menjadi tantangan besar bagi tim relawan Caritas.
Namun, upaya koordinasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, terus dilakukan untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan.
Penggalangan Dana dan Dukungan Masyarakat
Caritas Indonesia telah membuka saluran untuk penggalangan dana yang kini telah mencapai Rp 2.003.761.633. Dana ini akan digunakan untuk mendukung upaya tanggap darurat dan pemulihan pasca-bencana, termasuk pengadaan masker, pelindung wajah, obat-obatan, serta bahan makanan dan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi.
“Uluran tangan dari umat Katolik dan masyarakat luas sangat diperlukan dalam masa-masa sulit seperti ini. Bantuan yang kami terima akan sangat berarti bagi para penyintas yang sedang berjuang dalam menghadapi dampak erupsi,” ujar Rudy, salah satu relawan Caritas Indonesia.
Rencana Respons Dua Minggu ke Depan
Caritas Keuskupan Larantuka dan Caritas Keuskupan Maumere telah merencanakan langkah-langkah untuk dua minggu ke depan dengan prioritas pada pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan kesehatan, dan distribusi bantuan untuk kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas.
Caritas Keuskupan Larantuka akan meningkatkan pasokan bahan makanan, terutama bahan makanan kaya protein seperti daging, ikan, dan sayuran. Selain itu, Caritas Larantuka juga akan terus menyediakan air bersih dengan mengerahkan mobil tangki dan berfokus pada penyediaan alat bantu kesehatan untuk penyandang disabilitas.
Caritas Keuskupan Maumere akan berfokus pada pemeriksaan kesehatan, terutama untuk mengantisipasi penyakit pernapasan yang dapat muncul akibat abu vulkanik. Mereka juga akan memperkuat pasokan bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Pos Layanan Kemanusiaan dan Kontak Bantuan
Untuk informasi lebih lanjut atau jika Anda ingin berkontribusi, berikut adalah beberapa kontak penting:
- Pos Layanan Kemanusiaan Caritas Keuskupan Larantuka: Pondok Inspirasi, Jl. Trans Larantuka Maumere, Desa Konga, Kec. Titehena
- Pos Layanan Kemanusiaan Caritas Keuskupan Maumere: Pusat Pastoral Keuskupan Maumere, Jl. Mgr. Soegijapranata, No. 1, Kota Uneng, Maumere, Flores, NTT
- Kontak: Rudy (Caritas Indonesia) di 0853-3333-3831
- Rekening Bantuan: Bank Central Asia, Yayasan Karina – 288-308-0599
Caritas Indonesia mengajak semua pihak untuk bersatu dalam mendukung upaya kemanusiaan ini. Setiap sumbangan, baik dalam bentuk dana, barang, atau tenaga relawan, akan sangat berarti bagi penyintas Gunung Lewotobi yang saat ini sedang berjuang memulihkan kehidupan mereka.(AD)
Posting Komentar