Mengapa Kita Harus Merenungkan Kata-Kata Terakhir Yesus dari Salib?
Katolik Terkini - Setiap tahun, umat Katolik di seluruh dunia merayakan Jumat Agung sebagai pengingat akan penderitaan dan kematian Yesus Kristus, Sang Juruselamat.
Namun, kita diundang untuk melampaui sekadar memperingati peristiwa sejarah itu, tetapi untuk meresapi makna yang lebih dalam dari kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Yesus ketika Dia tergantung di atas Salib.
Venerable Fulton J. Sheen, seorang Uskup asal Amerika, yang sangat dihormati dalam tradisi Katolik, telah menyoroti keistimewaan dan kedalaman dari Tujuh Kata Terakhir yang Yesus ucapkan sebelum wafat di kayu salib.
Kita mengarahkan perhatian kita pada kutipan-kutipan Alkitab yang mengisahkan momen-momen terakhir kehidupan Yesus.
Berikut adalah beberapa kata terakhir yang menggugah hati yang diucapkan oleh-Nya, diikuti oleh doa-doa yang disusun oleh Venerable Fulton Sheen.
Pertama, Yesus memohon kepada Bapa-Nya di Surga untuk mengampuni mereka yang telah menyalibkan-Nya, menunjukkan kasih dan pengampunan-Nya yang tak terbatas bahkan di saat penderitaan puncak-Nya (Lukas 23:34).
Doa-Nya yang terkait mengajarkan kita untuk mengutamakan pengetahuan akan kasih dan penebusan-Nya di atas segala hal dunia ini.
Kemudian, dalam kata-kata-Nya kepada seorang pencuri yang bertobat, Yesus menawarkan harapan keselamatan yang tak terduga (Lukas 23:43). Ini adalah pengingat akan rahmat dan pengampunan-Nya yang tak terbatas kepada orang berdosa.
Mata-Nya memandang Maria, Ibu-Nya, Yesus menyerahkan kita kepada perhatian dan perlindungan-Nya yang tanpa akhir, menunjukkan kasih-Nya yang memeluk semua umat manusia (Yohanes 19:26-27).
Namun, bahkan di tengah penderitaan-Nya, Yesus merasa kesepian dan merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya (Matius 27:46 & Markus 15:34). Dalam doa-Nya, kita memahami penderitaan-Nya yang mendalam yang membawa pemahaman akan kehadiran-Nya di tengah-tengah kesulitan hidup kita.
Ketika Dia merasa haus, Yesus meminta minum, mencerminkan sisi kemanusiaan-Nya yang penuh dengan rasa sakit dan kesengsaraan (Yohanes 19:28-29). Doa-Nya mengajarkan kita untuk menghargai penebusan-Nya yang tak ternilai.
Akhirnya, ketika Yesus menyatakan, "Telah selesai," Dia menyelesaikan tugas penebusan-Nya, membawa keselamatan bagi umat manusia (Yohanes 19:30). Doa yang terakhir mengajarkan kita untuk mengambil bagian dalam penebusan-Nya dengan memikul salib kita sendiri.
Dalam setiap kata terakhir dan doa yang mengiringinya, kita dipanggil untuk merenungkan makna mendalam dari penderitaan dan kematian Yesus. Melalui pengorbanan Yesus, kita dapat menemukan kedalaman kasih-Nya yang tak terukur dan komitmen-Nya untuk menebus umat manusia dari segala dosa. (AD)
Posting Komentar