Ketika Cinta dan Pertobatan Bersatu: Merayakan Hari Valentine di Awal Masa Prapaskah
Katolik Terkini - Hari Valentine tahun ini jatuh pada Rabu Abu, saat umat Katolik memasuki periode masa Prapaskah. Meskipun mungkin terasa sulit untuk menggabungkan perayaan cinta dengan kewajiban berpuasa, kisah Santo Valentinus mengajarkan kita bahwa cinta dan pengorbanan bisa bersatu.
Santo Valentinus, seorang martir abad ketiga, membela pernikahan pada masa Kaisar Klaudius yang melarangnya.
Meskipun akhirnya dipenjarakan, disiksa, dan dipenggal, dia tetap setia pada imannya dan pada cinta yang mendalam terhadap sesama.
Meskipun nama Santo Valentinus dihapus dari Kalender Romawi Umum pada tahun 1969, cintanya yang penuh pengorbanan tetap hidup dalam tradisi dan diperingati pada tanggal 14 Februari.
Pandangan Pastor Dustin Dought, direktur eksekutif Sekretariat Ibadah Ilahi untuk Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat (USCCB), menyatukan makna pertobatan dan cinta.
"Pertemuan Rabu Abu dan Hari Valentine dapat menunjukkan kepada kita bagaimana kita seharusnya melakukan pertobatan - tidak hanya sebagai individu, tetapi dalam persekutuan dengan orang lain," ujarnya, mengutip Catholic News Agency (CNA)
Meskipun Puasa Prapaskah mengharuskan umat Katolik untuk berpuasa dan menahan diri dari daging, Pastor Dought menekankan bahwa prioritasnya tetap pada pertobatan.
"Kewajiban untuk menahan diri dari daging dan berpuasa tetap ada meskipun itu Hari Valentine, kecuali uskup keuskupan memberikan dispensasi," katanya.
Namun, cinta dan pertobatan tidak harus bertentangan. Pasangan masih dapat merayakan cinta mereka dengan penuh makna.
"Kita selalu menahan diri atau berpuasa untuk tujuan tertentu," jelas Pastor Dought.
"Jadi berpikir, 'Oke, dengan cara khusus, hari ini saya akan menahan diri dan berpuasa karena cinta kepada pasangan saya,' itu dapat memenuhi tujuan Hari Valentine."
Meskipun umat Katolik diwajibkan berpuasa pada Rabu Abu dan Jumat Agung, serta menahan diri dari daging pada hari-hari tersebut, Pastor Dought memberikan solusi sederhana untuk merayakan Hari Valentine.
"Kita bisa makan satu hidangan berukuran normal. Ada sesuatu yang indah tentang makan bersama dengan cinta kepada Tuhan dan sesama," tambahnya.
Bagi pasangan yang ingin memadukan Hari Valentine dengan tradisi Mardi Gras, Pastor Dought merekomendasikan merayakan cinta pada hari Selasa Gemuk (Shrove Tuesday), yang merupakan pesta terakhir sebelum Puasa Prapaskah dimulai.
Rabu Abu bukan hanya tentang berpuasa dan menahan diri, tetapi juga tentang memberi sedekah. Oleh karena itu, sambutlah kedua perayaan ini dengan hati penuh cinta dan pertobatan, memadukan kewajiban agama dengan perayaan cinta yang tulus.(AD)
Posting Komentar