Bosica Esposito Seorang Tuli dan Bisu Terima Sakramen Komuni pada Usia 85 Tahun
Katolik Terkini - Pada usia luar biasa 85 tahun, Bosica Esposito, merayakan momen bersejarah dalam hidupnya dengan menerima Sakramen Komuni Pertamanya. Dengan segala keterbatasan fisiknya; tuli, bisu, dan tidak mampu membaca atau menulis, Bosica telah dengan setia mempraktikkan agamanya sepanjang hidupnya.
Dia lahir dan besar di Kali, sebuah kota nelayan di pulau Kroasia bernama Uglijan sudah mengalami tantangan saat masih muda.
Orangtuanya diberitahu bahwa karena ketidakmampuannya mengikuti katekese bersama teman sebaya, dia tidak bisa menerima sakramen tobat dan komuni pada waktu itu.
Namun, takdir berbicara, dan keluarga memuji peran penuh kasih dari Pater Peter Strohmayer OSPPE.
Imam paroki ini dianggap pahlawan oleh keluarga Bosica karena berusaha keras untuk mengatur penerimaan Ekaristi bagi Bosica ketika menyadari bahwa ada sesuatu yang perlu diatasi.
Setelah mendapatkan persetujuan dari keuskupan, Pater Peter meminta Uskup Richard Umbers untuk memberikan sakramen kepada Bosica di paroki tersebut.
"Saya bisa memberikan Sakramen Komuni Pertamanya pada salah satu hari Minggu ketika dia berada di sini, tetapi saya pikir itu akan menjadi sesuatu yang lebih istimewa karena uskup akan datang untuk memperbolehkannya melakukannya, yang memiliki lebih banyak kewenangan," kata Pater Peter, mengutip Catholic Weekly.
Bosica, yang mengalami infeksi meningitis saat berusia delapan bulan, menyebabkan kerusakan pada gendang telinganya. Meskipun mengalami keterbatasan ini, Bosica tetap menjadi sosok yang menginspirasi.
Dia tinggal di rumah dan bekerja di pabrik pengolahan sarden, di mana dia dihargai sebagai pekerja favorit bosnya karena dedikasinya yang tinggi.
Berkomunikasi dengan mengandalkan tanda-tanda yang dikembangkan bersama ibunya, Bosica menunjukkan ketekunan dan dedikasinya terhadap imannya. Saudara perempuannya, Jajica Zelencic, menggambarkannya sebagai "yang terbaik di antara kita semua."
Sebagai persiapan menjelang hari bersejarahnya itu, Bosica rajin berlatih menerima Ekaristi setiap pagi dengan wafer biasa. Keponakannya, Loredana Esposito, menceritakan dengan antusias, "Ia seperti anak kecil di toko permen, setiap pagi setelah sarapan, dia pergi kepada ibuku dan berkata, 'Mari kita latihan!'"
Pada hari yang ditentukan, dengan mengenakan gaun baru berwarna hijau zamrud, Bosica akhirnya merayakan penerimaan Tuhan dalam Sakramen Ekaristi.
Loredana berkomentar, "Ia telah memberikan pengaruh yang begitu baik bagi kita sebagai keluarga, dan ini adalah hal besar, kita semua sangat bahagia."
Bosica, dengan penuh kegembiraan, mengangguk dan menyatukan tangan dalam sikap doa.
Pater Peter Strohmayer OSPPE mengamati perubahan dalam sikap Bosica dan menyatakan, "Ada perubahan dalam sikapnya, dan jelas ada percakapan yang sedang berlangsung. Dia tetap tenang, diam, memperhatikan segala sesuatu yang terjadi, dan saya yakin dia sedang dalam doa yang mendalam."
Momennya tidak hanya menjadi bersejarah bagi Bosica Esposito tetapi juga menginspirasi banyak orang di sekitarnya.(AD)
Posting Komentar