Mengenang Warisan Dr. Martin Luther King, Jr.: Panggilan dan Keberanian dalam Iman Kristiani
Katolik Terkini - Setiap tanggal 15 Januari, kita merayakan dan mengenang warisan Dr. Martin Luther King, Jr., tokoh yang memberikan kontribusi luar biasa dalam perjuangan hak sipil di Amerika Serikat.
Namun, di balik keberaniannya dan semangatnya untuk keadilan, terdapat satu sumber kekuatan yang mengilhami setiap langkahnya - imannya kepada Yesus Kristus.
Dr. King, seorang menteri agama yang tumbuh dalam keluarga menteri agama, tidak bisa dipahami sepenuhnya tanpa memahami pengaruh kuat Alkitab dan tradisi gereja hitam Amerika dalam kehidupannya. Sebagaimana diungkapkan oleh seorang profesor, "Dia adalah seorang gerejawan dari awal hingga akhir."
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa sebelum menjawab panggilan rohaninya, King mempertimbangkan menjadi dokter dan pengacara. Namun, panggilan Tuhan yang lambat namun mendalam akhirnya membawanya pada perjalanan spiritual yang luar biasa.
Dekade sebelum meninggalnya, King berbagi "kisah panggilan" dengan Joan Thatcher, direktur publisitas American Baptist Convention.
Berbeda dengan ekspektasi banyak orang akan momen dramatis atau pengalaman luar biasa, panggilan King adalah sesuatu yang datang secara perlahan namun tak terelakkan.
Ia menjelaskan bahwa panggilan itu tidak melibatkan semak yang terbakar atau cahaya yang menyilaukan, melainkan suara batin yang terus-menerus mendorongnya.
"Panggilan saya untuk menjadi menteri tidaklah dramatis atau spektakuler. Ini tidak datang melalui visi ajaib atau pengalaman cahaya menyilaukan di jalan hidup. Lebih lagi, itu tidak datang sebagai suatu kesadaran tiba-tiba. Sebaliknya, itu adalah tanggapan terhadap dorongan batin yang perlahan-lahan datang padaku. Dorongan ini diungkapkan dalam keinginan untuk melayani Tuhan dan umat manusia, dan perasaan bahwa bakat dan komitmen saya bisa terungkap dengan baik melalui pelayanan menteri."
King juga menyampaikan bahwa meskipun ia melihat potensi kebaikan dalam profesi dokter atau pengacara, ia tidak dapat mengabaikan dorongan yang kuat untuk melayani sebagai menteri Agama. Ini adalah suatu panggilan yang dianggapnya sebagai "tantangan" dari Tuhan, yang harus diterimanya.
Cerita panggilannya tidak melibatkan peristiwa luar biasa. Sebaliknya, ceritanya menonjolkan kedalaman yang tenang dan lambat, sesuai dengan cara Tuhan sering memanggil. Ini adalah suara batin yang memandu, sebuah dorongan yang membangun perlahan namun pasti.
Seiring kita merayakan kehidupan dan warisan Dr. King, seorang pengkhotbah Kabar Baik Yesus Kristus, kita diingatkan untuk mendengarkan suara batin kita sendiri.
Mungkin panggilan Tuhan bagi kita bukanlah sesuatu yang dramatis, namun dengan keberanian menjawabnya, kita dapat mulai hidup sesuai dengan rencana-Nya. Semoga dalam mengenang Dr. Martin Luther King, Jr., kita juga menemukan inspirasi untuk menjawab panggilan Tuhan yang tersemat dalam hati kita.(AD)
Posting Komentar