Mengapa Umat Katolik Harus Berpuasa Sebelum Menerima Komuni Kudus? Temukan Jawabannya di Sini
Katolik Terkini - Banyak umat Katolik dari generasi yang lebih tua mungkin masih mengingat praktik "puasa tengah malam" sebelum menghadiri Misa.
Dalam tradisi ini, seseorang diwajibkan untuk tidak makan sejak tengah malam sehari sebelumnya hingga Misa dimulai pada fajar.
Meskipun disiplin ini telah mengalami perubahan seiring waktu, praktik puasa sebelum menerima Ekaristi Kudus masih dihormati oleh banyak orang percaya.
Sejarah puasa sebelum Misa dapat ditelusuri kembali hingga abad ke-2, dan perubahan signifikan terjadi pada tahun 1957 dan 1964, ketika Paus Pius XII dan Paus Paulus VI mengurangi lamanya puasa menjadi tiga jam dan kemudian satu jam sebelum menerima Komuni Kudus.
Saat ini, Kitab Hukum Kanon menyatakan bahwa seseorang harus menahan diri setidaknya satu jam sebelum menerima Ekaristi, kecuali hanya air dan obat.
Meskipun demikian, aturan ini tidak berlaku untuk beberapa kasus, seperti lansia, orang sakit, dan mereka yang merawat lansia dan orang sakit. Pertanyaan yang sering muncul adalah: mengapa penting untuk tidak makan sebelum menerima Ekaristi Kudus?
Paus Paulus VI menjelaskan pentingnya disiplin spiritual ini dalam konstitusi apostoliknya, Paenitemini.
Mortifikasi atau penahanan diri bertujuan untuk membebaskan manusia dari keterikatan panca indera dan keinginan daging. Dalam menghadapi godaan dan tantangan rohaniah, puasa fisik dapat memberikan kekuatan spiritual.
Ketika Yesus pergi ke padang gurun tanpa makanan selama 40 hari, Dia menunjukkan kekuatan berpuasa sebagai persiapan sebelum memulai pelayanan publik-Nya. Ia bahkan mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa setan tidak dapat diusir kecuali dengan doa dan puasa. Puasa bukan hanya latihan fisik, tetapi juga membangun kekuatan rohaniah.
Paus Yohanes Paulus II menyoroti kekurangan "kelaparan" dan "haus" akan Ekaristi di kalangan umat Katolik modern. Kurangnya sensasi ini dapat mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap sakramen cinta yang besar.
Sebagaimana diingatkan oleh Paus Yohanes Paulus II, kita perlu merindukan Ekaristi untuk menerimanya dengan benar.
Terakhir, puasa sebelum Misa mencerminkan gambaran dari cerita Ekaristi dalam Injil, seperti Pemberian Makan Lima Ribu.
Sebagaimana orang banyak harus lapar untuk menerima makanan yang diberikan oleh Yesus, demikian juga jiwa kita harus merindukan Ekaristi dengan kelaparan batin. Dalam kata-kata Mazmur, "Seperti rusa merindukan aliran air, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah" (Mazmur 42:1).
Dengan demikian, puasa sebelum Misa bukan hanya aturan tradisional, tetapi juga suatu cara untuk membangun koneksi spiritual dengan Ekaristi Kudus, merangsang kelaparan batin kita, dan menghormati sakramen tersebut sebagai tindakan cinta yang besar. (AD)
Posting Komentar