Gereja di Nikaragua Hadapi Tantangan Berat: Penahbisan 9 Imam Baru Sementara Gelombang Penangkapan Terus Berlanjut
Sumber foto dari Vatican News |
Katolik Terkini - Keuskupan Agung Managua menggelar penahbisan sembilan imam baru dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh banyak umat di Katedral Managua pada hari Sabtu, (6/1/2024).
Kardinal Uskup Agung Leopoldo José Brenes Solórzano memimpin perayaan tersebut, yang bertepatan dengan peringatan Epifani.
Dalam khotbahnya, seperti dilansir dari Vatican News, Kardinal Brenes Solórzano mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan atas hadirnya "karunia indah" sembilan imam baru ini.
Ia menekankan bahwa imamat bukanlah sekadar kekuasaan, melainkan sebuah misi dan pelayanan. Menurutnya, imam adalah pelayan dan saksi, dipanggil untuk hidup dalam persekutuan dan persaudaraan.
Namun, gelombang penangkapan terhadap para imam dan biarawan-biarawati di Nikaragua menyoroti situasi sulit yang dihadapi Gereja. Sejak 20 Desember 2023, setidaknya 14 imam, dua seminaris, dan Uskup Siuna, Isidoro del Carmen Mora Ortega, telah ditangkap.
Uskup Mora, yang diculik setelah berdoa untuk Uskup Rolando José Álvarez Lagos, masih belum ditemukan, meninggalkan keprihatinan di kalangan umat Katolik.
Kardinal Brenes Solórzano menegaskan bahwa imam-imam baru ini datang dalam situasi yang sulit dan perlu menjalankan tugas pelayanan dan saksi dengan penuh keberanian.
Keprihatinan untuk dua imam yang sakit, yakni Fr Ismael Serrano dan Fr Gerardo Rodrígues, yang membutuhkan perawatan medis.
Panggilan dari Kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di Amerika Tengah (OACNUDH) menyoroti perlunya transparansi dari pemerintah Nikaragua dalam mengungkapkan keberadaan Uskup Mora.
OACNUDH mengatakan bahwa menyembunyikan informasi ini dapat mengancam nyawanya.
Sebelumnya, pada 28 Desember, OACNUDH telah mengutuk penghilangan paksa Uskup Mora dan gelombang penangkapan terhadap tokoh-tokoh agama.
Mereka menilai tindakan ini sebagai pelanggaran terhadap hak kebebasan beragama, yang merupakan pilar setiap negara demokratis.
Paus Fransiskus juga telah menyampaikan doanya untuk Nikaragua selama Angelus pada 1 Januari. Ia menyatakan dukungan doa kepada para rohaniwan yang kehilangan kebebasan mereka dan mengundang seluruh Umat Allah untuk berdoa dengan tekun.
Sejauh ini, pihak berwenang Nikaragua belum mengkonfirmasi atau membantah penahanan para rohaniwan yang dilaporkan hilang.
Situasi ini terus menjadi sorotan internasional dengan keprihatinan terhadap kebebasan beragama dan hak asasi manusia di Nikaragua. (AD)
Posting Komentar