Mengelola Stres Liburan: Belajar dari Kisah Nuh Menantikan Kedatangan Tuhan
Katolik Terkini - Suasana iburan seringkali diwarnai oleh cerita-cerita klasik yang menyentuh aspek-aspek alam seperti muslim hujan, tanah longsor di beberapa daerah, dan peristiwa alam lainnya.
Namun, di tengah kesejukan dan kehangatan perayaan, tidak dapat dihindarkan bahwa stres juga seringkali menyertainya. Tantangan mengelola stres liburan dapat menjadi hal abadi yang tak terelakkan.
Seorang jurnalis berbagi pengalamannya menjelang musim Advent, di mana kisah Nuh menjadi inspirasi menarik baginya.
Nuh, yang terkenal karena membangun bahtera dan menyelamatkan binatang-binatang, juga adalah sosok yang sabar menantikan dalam keadaan sulit. Selama empat puluh hari dan empat puluh malam hujan, Nuh menunggu dengan penuh harap dan keyakinan.
Bagaimana kisah Nuh dapat menjadi pelajaran berharga dalam mengatasi stres liburan kita?
Seperti yang diungkapkan dalam tulisan ini, musim Advent membangkitkan semangat menantikan kedatangan Tuhan. Sebagaimana Nuh menanti tanda kehidupan, kita juga diundang untuk menunggu dengan keyakinan bahwa Allah selalu mengingat kita.
Pesan ini memberikan perspektif baru tentang mengelola stres liburan, di mana diam dan menunggu menjadi kunci utama. Sebagaimana dikatakan dalam Mazmur, "Diam dan ketahuilah bahwa Aku adalah Allah," kita diajak untuk meresapi kehadiran Allah dalam kesunyian dan keyakinan.
Selama masa Advent, mari kita merenung seperti Nuh, dikelilingi oleh keluarga, dan percayalah bahwa Allah mengingat kita.
Dalam pengharapan Natal, kita dapat menemukan ketenangan dan kegembiraan sejati, mirip dengan hadiah tanda kehidupan yang diterima Nuh melalui sehelai daun zaitun.
Dengan begitu, dalam kehadiran bayi Kristus, mari kita terima hadiah kehidupan itu dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Sebuah pengalaman spiritual yang dapat menjadi penyeimbang sempurna untuk mengatasi stres kita di masa liburan.
Posting Komentar