Peringatan Hari Anak Sedunia: Dampak Tragis Perang Gaza pada Anak-anak
Katolik Terkini - Hari Anak Sedunia yang diperingati pada 20 November menjadi momen pahit bagi puluhan ribu anak Palestina di Jalur Gaza. Meskipun pertempuran terus berkecamuk, perhatian khusus tertuju pada sekitar 30 anak Israel yang diculik oleh militan Hamas pada 7 Oktober, keluarga mereka masih berdoa untuk keselamatan dan pembebasan.
Menurut James Denselow, Kepala Kebijakan dan Advokasi Konflik dan Kemanusiaan untuk Save the Children UK, seperti dikutip dari Vatican News, Selasa (21/11/2023), perang antara Israel dan Hamas memberikan dampak terberat pada anak-anak.
Dalam wawancara dengan Radio Vatikan, Denselow menyatakan bahwa anak-anak membayar harga yang paling tinggi, dengan perkiraan setidaknya 5.000 anak tewas atau hilang di bawah puing-puing di Gaza.
Pentingnya Hari Anak Internasional, kata Denselow, adalah untuk memahami dampak konflik ini pada anak-anak, di mana mereka yang selamat akan membawa bekas luka kekerasan selama bertahun-tahun.
Lebih dari satu juta anak di Gaza, populasi yang padat, menjadi korban utama. Denselow menjelaskan bahwa di puncak piramida tragedi ini, mereka yang kehilangan nyawa mereka menjadi korban terbesar.
Di bawah mereka, anak-anak yang terluka menghadapi luka serius yang mengubah hidup, sementara jumlah yang lebih besar terpaksa meninggalkan rumah mereka, hidup dalam pengungsian yang sulit.
Bahkan di lapisan di bawahnya, seluruh populasi anak terpengaruh dan akan membawa bekas luka serta dampak mental konflik ini.
Save the Children dan lembaga lainnya mendesak gencatan senjata kemanusiaan. Denselow menyoroti kesulitan dalam memberikan bantuan karena Gaza menjadi tempat yang sangat berbahaya untuk pekerja bantuan.
PBB sendiri telah kehilangan lebih dari 100 anggota timnya, dan akses bantuan terbatas oleh penutupan Strip.
Dengan musim dingin yang akan segera tiba, situasi semakin sulit, dan Denselow mencatat bahwa evakuasi bayi prematur menjadi satu-satunya cerita positif dalam konteks kegelapan ini. Meskipun berhasil dievakuasi ke Mesir, beberapa bayi prematur tidak selamat.
Denselow juga menggarisbawahi keputusan sulit yang dihadapi keluarga di Gaza, yang memilih untuk tinggal bersama dalam situasi yang tidak aman. Beberapa keluarga bahkan harus memilih antara hidup bersama atau mati bersama, menunjukkan betapa putus asa keadaan ini.
Aspek lain yang disoroti adalah anak-anak Israel yang diculik sebagai sandera di Gaza. Save the Children mendesak pembebasan mereka, menegaskan bahwa menculik anak-anak adalah pelanggaran serius.
Denselow menyimpulkan bahwa meskipun tugas organisasinya adalah melindungi anak-anak, sifat kekerasan di wilayah ini membuatnya sulit dilakukan. Panggilan untuk memilih anak-anak sebagai prioritas selalu terdengar, terutama dalam konteks konflik yang sering terpolitisasi ini.
Posting Komentar