Kisah Heroik Santo Andreas Dung-Lac dan Perjuangan 117 Umat Vietnam
Katolik Terkini - Gereja merayakan perayaan Santo Andreas Dung-Lac dan "rekan-rekannya" pada tanggal 24 November setiap tahunnya. Meskipun sering kali bagian "rekan-rekan" terabaikan, ternyata mereka adalah lebih dari 100 martir yang berkorban di Vietnam.
Menurut informasi dari Vatican News, "117 umat Vietnam" ikut dalam perayaan ini. Mereka termasuk uskup, imam, dan berbagai umat awam, termasuk seorang ibu enam anak dan bahkan seorang anak berusia sembilan tahun.
Mereka semua rela memberikan hidup mereka untuk Kristus antara abad ke-17 dan ke-19. Dari jumlah tersebut, 96 adalah orang Vietnam asli, dan 21 merupakan misionaris Spanyol atau Prancis yang mencintai dan merangkul tanah serta budaya Vietnam.
Namun, angka ini hanyalah representasi kecil dari kenyataan, diperkirakan bahwa "antara 100.000 hingga 300.000 martir" telah gugur di Vietnam selama berabad-abad.
Penganiayaan terhadap umat Kristen di Vietnam dapat ditelusuri kembali ke tahun 1832 saat Kaisar Minh-Mang memerintahkan umat Kristen untuk menyangkal iman mereka dengan menginjak-injak salib.
Meskipun mengalami penganiayaan berat, umat Katolik Vietnam tetap mempertahankan iman mereka selama bertahun-tahun, bahkan tanpa bantuan imam misionaris yang banyak di antaranya telah menjadi korban.
Peran penting dalam menjaga iman tetap hidup di Vietnam diambil oleh katekis awam, yang dengan penuh keberanian membantu menjaga api iman terus berkobar di tengah penganiayaan.
Meskipun para penganiaya berharap dapat menghilangkan Kekristenan, tetapi kenyataannya adalah bahwa agama Katolik tetap kokoh di Vietnam selama berabad-abad dan terus berkembang, baik di dalam negeri maupun di kalangan diaspora Vietnam.
Santo Andreas Dung-Lac dan ratusan (bahkan mungkin ribuan) martir yang diperingati pada hari ini, telah menjadi santo pelindung Vietnam dan pendoa yang kuat bagi umat Katolik Vietnam.
Dengan semangat keberanian dan keteguhan iman, mereka meninggalkan warisan yang kuat dan menginspirasi bagi generasi-generasi berikutnya. Perayaan ini juga mengingatkan kita akan kekuatan iman yang dapat bertahan bahkan di tengah cobaan yang paling berat.
Posting Komentar