Zucchetto: Sejarah dan Makna Topi Paus yang Diambil Dari Nama Labu
Katolik Terkini - Zucchetto, topi yang ketat dipakai oleh Paus dan anggota klerus Katolik lainnya, memiliki sejarah yang kaya dan makna yang mendalam.
dilansir dari Aleteia, nama "zucchetto" sendiri berasal dari bahasa Italia yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "labu kecil." Ini karena topi ini menyerupai setengah bagian atas labu. Namun, bagaimana topi ini menjadi simbol penting dalam Gereja Katolik?
Sejarah Zucchetto
Zucchetto memiliki asal usulnya, yaitu topi dari wol yang dikenal sebagai pileolus, digunakan oleh para klerus pada Abad Pertengahan untuk menjaga kepala mereka tetap hangat, terutama di gereja-gereja dan biara-biara yang terbuat dari batu yang cenderung dingin.
Ketika penjelajah Spanyol abad ke-16 membawa labu dan jenis labu lainnya ke Eropa dari Meksiko, julukan "Zucchetto" menjadi tak terhindarkan.
Penggunaan Zucchetto Berdasarkan Warna
Zucchetto bukan sekadar topi, tetapi juga menjelaskan struktur hierarki dalam Gereja. Warna zucchetto yang dipakai bergantung pada pangkat masing-masing anggota klerus:
- Putih: Paus
- Merah Karmin: Kardinal
- Merah Amaranth: Patriark, uskup agung, dan uskup
- Hitam: Klerus yang lebih rendah
Ini menjadi simbol yang mudah dikenali dan membantu membedakan pangkat di dalam Gereja Katolik.
Penggunaan Zucchetto dalam Liturgi
Penggunaan zucchetto bukan hanya masalah tampilan, tetapi juga memiliki aturan yang khusus. Zucchetto dipakai dalam berbagai situasi, seperti di luar ruangan, di dalam gereja, dan selama liturgi.
Ada perbedaan dalam penggunaan antara prelatus dan klerus lainnya. Misalnya, prelatus akan melepaskan zucchetto saat memberi penghormatan altar dan selama Doa Bapa Kami, sedangkan klerus lain seharusnya disimpan di sakristi, sebelum merayakan Ekaristi.
Zucchetto juga dilepas dalam situasi khusus seperti di hadapan Sakramen Mahakudus, dalam prosesi Sakramen Mahakudus, dan selama penghormatan atau berkat dengan relikui Salib Sejati.
Dalam pertemuan dengan Sang Paus, zucchetto biasanya dipakai, kecuali selama liturgi, di mana ia dilepas sesuai dengan aturannya.
Zucchetto, dengan sejarah dan makna yang mendalam, bukan sekadar topi, tetapi juga merupakan simbol hierarki Gereja Katolik.
Dengan aturan penggunaannya, zucchetto menjadi salah satu elemen unik dalam liturgi Katolik yang patut dipahami dan dihormati. Meskipun terkadang disebut sebagai "labu kecil," topi ini memiliki nilai dan simbolisme yang jauh lebih dalam dalam tradisi Gereja Katolik.
Posting Komentar