Upaya Para Fransiskan untuk Memelihara Ziarah Rohani di Tengah Konflik Israel-Palestina
Sumber foto dari Catholic News Agency (CNA) |
Katolik Terkini - Israel, khususnya wilayah selatan, saat ini berada dalam ketegangan tinggi, menghadapi serangkaian serangan roket dan aksi terorisme yang mengakibatkan lebih dari 1.000 korban jiwa, termasuk warga negara Amerika dan banyak negara lainnya.
Dilansir dari Catholic News Agency (CNA), selama beberapa hari terakhir, sirene peringatan terus berbunyi di wilayah selatan, sementara kota Yerusalem terbenam dalam hening yang menyeramkan.
Sekolah, kantor, dan banyak toko telah ditutup, dan warga hidup dengan ketakutan akan ancaman pembalasan.
Namun, dalam situasi yang sangat sulit ini, beberapa tempat suci yang dikelola oleh para Fransiskan tetap terbuka untuk memungkinkan ziarah rohani berlanjut.
Beberapa di antaranya seperti Gereja Makam Kudus di Yerusalem, Basilika Penderitaan, Basilika Kelahiran di Betlehem, dan Basilika Kabar Gembira di Nazaret. Para Fransiskan berjuang untuk menjaga keberlanjutan pelayanan mereka di tempat-tempat suci ini dan menyambut sedikit kelompok yang tersisa.
Baca juga:
- Dari Tanjung Priok ke Kampung Sawah, Perjalanan Napak Tilas OFM Indonesia yang Menginspirasi
- Fransiskan OFM di Bengaluru Terus Berbagi Kasih Melalui Pusat Roti Santo Antonius
- Misteri Stigmata: Kisah St. Fransiskus dari Assisi dan Tanda-Tanda Ajaib yang Diwariskannya
- Mengenal Lebih Dekat Santo Antonius dari Padua: Perjalanan Hidup dan Warisan Spiritual
Situasi ini juga menghadirkan perjuangan tambahan, mengingat penurunan pariwisata yang mendalam, yang berdampak pada sumbangan dan persembahan. Kustodi Tanah Suci sudah meminta orang untuk menunda perjalanan ziarah hingga situasi menjadi lebih aman.
Para pemimpin komunitas Kristen di Tanah Suci telah terus menerus berusaha mencari perdamaian dan menghentikan pertempuran.
Kardinal Pierbattista Pizzaballa, patriark Yerusalem, menandatangani pernyataan yang memanggil untuk de-eskalasi konflik dan menjaga Status Quo mengenai tempat-tempat suci, yang mengatur akses dan penggunaan tempat-tempat suci utama sejak zaman Kekaisaran Utsmaniyah.
Pernyataan bersama oleh para patriark dan kepala gereja Kristen di Yerusalem juga mengadvokasi penghentian seluruh kegiatan kekerasan dan militer serta mengutuk segala tindakan yang menargetkan warga sipil.
Pada tanggal 10 Oktober, Kustodi Tanah Suci mengundang semua umat beriman untuk berdoa dan berpuasa untuk perdamaian.
Mereka berdoa agar kebencian dan ketakutan yang menyebabkan kekerasan hilang dalam hati dan agar masyarakat internasional mendorong inisiatif mediasi dan perdamaian, terutama dalam melindungi warga sipil.
Saat ini, situasi darurat yang melanda wilayah tersebut belum memungkinkan inisiatif doa khusus. Upacara masuk ke keuskupan pun ditangguhkan. Namun, dalam liturgi-liturgi biasa, terjadi peningkatan doa untuk perdamaian.
Pada hari Senin, 9 Oktober, di Gereja Makam Kudus, prosesi harian Fransiskan untuk mengunjungi tempat-tempat penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus diakhiri dengan doa khusus untuk perdamaian di Tanah Suci.
Pemimpin Gereja Makam Kudus, Saudara Stéphane, menyatakan keinginan agar semua orang bisa hidup di tanah ini dalam perdamaian dan keamanan.
Situasi ini tetap dalam perhatian dunia, dan komunitas Kristen terus berharap agar konflik ini segera berakhir, dan perdamaian dapat kembali merangkul Tanah Suci.
Posting Komentar