Kisah Penerima Nobel Sastra 2023, Dari Ateis Menjadi Katolik, Karya Mistis yang Membangkitkan
Penulis dan novelis terkemuka Norwegia, Jon Fosse, telah dinobatkan sebagai penerima Nobel Sastra tahun 2023. |
Katolik Terkini - Komite Nobel pada Kamis (5/10/2023) mengumumkan bahwa penulis dan novelis terkemuka Norwegia, Jon Fosse, telah dinobatkan sebagai penerima Nobel Sastra tahun 2023.
Penghargaan prestisius ini seperti dilansir dari Aleteia.org, diberikan kepada Fosse atas kontribusinya yang mengesankan dalam berbagai genre sastra, termasuk drama, novel, puisi, esai, buku anak-anak, dan terjemahan karya-karyanya yang luas.
Salah satu elemen menarik dalam perjalanan karier Fosse adalah perubahan keyakinan agamanya. Pada tahun 2012, Fosse memutuskan untuk menjadi seorang Katolik, sebuah keputusan yang memiliki dampak besar pada karya-karyanya.
Sebelumnya dia adalah seorang ateis, Fosse menggambarkan proses menulisnya sebagai "pengalaman masuk ke tempat baru" yang sulit dijelaskan secara ilmiah. Ia merasa bahwa saat menulis, ada sesuatu yang lebih dari sekadar aktivitas otak, sesuatu yang bersifat spiritual.
Selain itu, Fosse juga mengungkapkan bahwa ia telah menghadapi tantangan dengan alkoholisme dan kecemasan. Pilihannya menjadi Katolik membantunya dalam perjuangan melawan masalah-masalah ini.
Jon Fosse memulai kariernya sebagai penulis drama pada tahun 1990-an, dan segera menjadi salah satu penulis drama yang paling sering dipentaskan di seluruh dunia. Puncak penghargaannya datang pada tahun 1996 ketika ia meraih Penghargaan Ibsen yang prestisius.
Namun, perhatian dunia berbahasa Inggris mulai tertuju pada Fosse setelah ia mulai menulis serangkaian novel yang dikenal sebagai Septology.
Baca juga:
- Kesederhanaan St. Fransiskus Menjadi Kunci Kebahagiaan dan Kesadaran Spiritual
- Kisah Michael A. Monsoor, Seorang Navy SEAL yang Mendedikasikan Nyawanya untuk Menyelamatkan Orang Lain
- Pastor Kapusin Berusia 96 Tahun Diangkat Menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus
- Jen Bricker, Wanita Tanpa Kaki yang Menaklukkan Dunia Akrobatik
Karya ini terdiri dari tujuh novel yang menggambarkan perjalanan seorang pelukis yang menua, yang merenungkan tentang lukisannya yang mungkin merupakan karya terakhirnya, mirip dengan salib Santo Andreas.
Melalui karyanya yang berani ini, Fosse mengeksplorasi tema tentang kehidupan, spiritualitas, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Yang unik adalah bahwa seluruh rangkaian novel ini ditulis sebagai satu kalimat yang sangat panjang.
Fosse menjelaskan gaya penulisannya sebagai "prosa lambat" dan "realisme mistis," mengingatkan pembaca bahwa bukunya bukan hanya tentang alur cerita, tetapi juga tentang pengalaman spiritual.
Gregory Wolfe, seorang penerbit dan penyunting, menggambarkan karya Fosse sebagai penggunaan kata-kata sederhana, gambar, dan pengulangan untuk membangkitkan ingatan, kerinduan, dan pencarian spiritual. Sebagai mantan ateis yang berpindah ke Gereja Katolik, Fosse bahkan menyisipkan doa dalam karya-karyanya.
Nobel Sastra adalah penghargaan sastra paling bergengsi yang dianugerahkan setiap tahun oleh Akademi Swedia di Stockholm, Swedia. Jon Fosse sekarang bergabung dalam daftar pantheon penulis besar yang pernah meraih penghargaan ini, bergabung dengan nama-nama seperti Rudyard Kipling, Thomas Mann, Albert Camus, dan penulis Katolik terkenal lainnya, Sigrid Undset.
Dengan karya-karyanya yang menginspirasi dan menyentuh hati pembaca, Jon Fosse telah membuktikan dirinya sebagai salah satu penulis terkemuka abad ini.
Posting Komentar