Kisah Inspiratif Empat Orang Kudus Berbicara dalam Bahasa Arab
Sumber foto dari Aleteia.org |
Katolik Terkini - Meskipun perhatian Gereja Katolik sering kali terpusat pada orang kudus dari Eropa Barat, sejarah Gereja juga mencatat keberadaan dan inspirasi dari orang kudus Timur Tengah.
Sebelum Eropa menjadi pusat Kristen, banyak orang kudus lahir di jantung Kekristenan Timur Tengah. Mereka menjadi cahaya terang dalam penganiayaan hebat selama berabad-abad dan berbicara dalam bahasa Arab yang memancarkan kekudusan.
Mengutip Aleteia, inilah empat orang kudus dari Timur Tengah yang patut kita kenal:
1. Santa Rafqa - Panggilan Keagamaan yang Megah di Lebanon
Santa Rafqa lahir pada 29 Juni 1832 di Lebanon. Meskipun dihadapkan dengan tekanan untuk menikah pada usia 14, dia menolak dan melarikan diri ke biara setempat.
Rafqa kemudian berdoa kepada Allah agar dia bisa menderita seperti Yesus, dan dia menjadi lumpuh dan buta sepanjang hidupnya. Dia menjalani hidup yang suci, dan setelah kematiannya, banyak mukjizat terjadi yang dikaitkan dengan perantarannya.
2. Santa Mariam Baouardy - Perjalanan dari Penderitaan kepada Kekudusan
Lahir di desa Arab I'billin pada tahun 1846, Baouardy mengalami penderitaan besar dalam hidupnya. Dia menerima panggilan kehidupan religius pada malam sebelum pernikahannya dan selamat dari serangan brutal.
Setelah kematian orang tuanya, ia tinggal dengan kerabat yang ingin menikahkannya. Dia menerima tawaran tersebut, tetapi mengalami penglihatan besar pada malam sebelum pernikahan yang menjelaskan bahwa dia harus mengabdikan hidupnya kepada Allah.
Tunangannya marah dan memotong tenggorokannya, tetapi dia diselamatkan secara ajaib oleh "wanita berpakaian biru." Akhirnya, dia menjadi seorang Karmelit dan menerima stigmata setiap minggu dari hari Rabu hingga Jumat.
Pada akhir hidupnya, sebuah penglihatan yang dia alami membantu mengidentifikasi lokasi Emaus. Baouardy meninggal pada tahun 1878 di Bethlehem dan kehidupannya yang ajaib telah menjadi inspirasi bagi banyak orang.
3. Santa Charbel - Hidup Sederhana yang Menginspirasi
Charbel lahir pada tahun 1828 di Lebanon dalam keluarga gembala miskin. Dia mengejar kehidupan pertapaan dan menjalani tugas-tugas kehidupan religiusnya dengan setia.
Setelah bertahun-tahun, Charbel merasa bahwa Allah memanggilnya lagi untuk menjadi seorang pertapa, dan dia diberikan izin untuk menjalani sisa hidupnya di sebuah pertapaan yang terletak di bukit dekat biara.
Charbel menghabiskan sisa hidupnya sebagai seorang pertapa dan meninggal pada Malam Natal. Mukjizat terjadi setelah kematiannya, dan minyak suci ditemukan mengalir dari makamnya.
4. Santa Maron - Bapak Gereja Maronit
Diperkirakan lahir pada pertengahan abad ke-4 di Suriah, Maron adalah seorang imam yang mengadopsi kehidupan kesunyian dan doa dekat Aleppo.
Pada suatu titik dalam hidupnya, ia menjadi seorang imam dan belajar di Antiokhia pada saat yang sama dengan Santo Yohanes Krisostomus, yang mengirim surat kepada Maron yang menyatakan kagumnya padanya.
Setelah kematiannya, ajarannya menjadi dasar bagi Gereja Maronit Suryani Antiokhia, yang sekarang lebih dikenal sebagai Gereja Maronit.
Keempat orang kudus ini adalah bukti bahwa cahaya kekudusan tidak mengenal batas geografis atau budaya. Mereka tetap menjadi inspirasi bagi orang-orang di Timur Tengah dan di seluruh dunia yang mencari kehidupan yang lebih bermakna dalam iman mereka.
Posting Komentar