Dampak Mukjizat Matahari Fátima: Memahami Pesan Keajaiban dan Keberadaan Tuhan
Sumber foto dari Catholic News Agency (CNA) |
Katolik Terkini- Pada tanggal 13 Oktober 1917, sebuah peristiwa epik terjadi di Fátima, Portugal, yang akan mengguncangkan keyakinan sosial dan agama pada saat itu. Hari itu ditandai sebagai penampakan Maria terakhir di Fátima, di mana ribuan orang menjadi saksi dari apa yang dikenal sebagai "Mukjizat Matahari" (miracle of the sun).
Peristiwa ini tidak hanya mengubah pandangan orang tentang Tuhan tetapi juga membawa pesan penting tentang kehadiran-Nya dalam sejarah manusia.
Dilansir dari Catholic News Agency (CNA), Dr. Marco Daniel Duarte, seorang teolog dan direktur museum Fátima Shrine, berbagi pandangannya tentang dampak mukjizat matahari tersebut.
Pada saat itu, konsep "Tuhan telah mati," yang dipopulerkan oleh filsuf Jerman Friedrich Nietzsche, sedang berkembang di banyak buku filsafat.
Mukjizat matahari ini datang pada saat yang tepat ketika dunia terlibat dalam Perang Dunia I, dan Portugal sendiri terlibat dalam konflik tersebut.
Tidak hanya itu, Portugal juga menghadapi perubahan sosial signifikan. Revolusi pada tahun 1910 menyebabkan berdirinya Republik Portugis Pertama dan pengaruh Freemasonry berusaha untuk menghilangkan iman dari kehidupan publik. Gereja Katolik dan sekolah-sekolah Katolik disita, dan kebebasan beragama dibatasi.
Baca juga:
- Penampakan Bunda Maria Menangis di Prancis, Ini Pesan Penting untuk Kita
- Kisah Inspiratif Suster Faustina Mengubah Hidup Seorang Penari Eksotis Melalui Doa Rosario
- Mukjizat Peshtigo, Wisconsin: Kisah Kapel yang Selamat dari Kebakaran Mematikan
- Mukjizat Ekaristi di Meksiko Terkait Beato Carlo Acutis: Penemuan Darah dalam Hosti
Namun, pada tahun 1917, seorang wanita yang diyakini sebagai Perawan Maria muncul kepada tiga anak di Fátima, membawa pesan untuk berdoa rosario, pengorbanan atas dosa-dosa, dan rahasia tentang nasib dunia.
Untuk membuktikan kebenaran penampakan ini, wanita tersebut berjanji memberikan tanda selama penampakan terakhir. Dan pada 13 Oktober 1917, "Mukjizat Matahari" terjadi.
Lebih dari 70.000 orang, termasuk yang percaya dan skeptis, berkumpul untuk menyaksikan peristiwa ini. Langit yang awalnya mendung menjadi cerah, tanah yang basah menjadi kering, dan matahari berputar di langit.
Mukjizat ini menjadi kontradiksi langsung terhadap rezim ateis yang dominan saat itu, bahkan surat kabar pertama yang melaporkan peristiwa ini adalah surat kabar anti-Katolik, Masonic, di Lisbon.
Mukjizat matahari ini, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Duarte, adalah "cap, jaminan, bahwa sebenarnya ketiga anak itu menceritakan kebenaran."
Bahkan hingga hari ini, Fátima terus mengubah pandangan orang tentang Tuhan dan mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu hadir dalam sejarah manusia, tidak peduli seberapa jauh manusia menjauh dari-Nya.
Mukjizat Matahari di Fátima tetap menjadi bagian integral dari sejarah agama dan sosial Portugal, mengingatkan kita tentang keajaiban dan kehadiran Tuhan di dunia yang terus berubah.
Posting Komentar