Paus Fransiskus: Mongolia, Simbol Kebebasan Beragama dan Perdamaian Dunia
Katolik Terkini - Paus Fransiskus membuat sejarah dengan menjadi pemimpin Katolik pertama yang mengunjungi Mongolia, sebuah negara yang terletak di antara dua kekuatan besar, Tiongkok dan Rusia.
Dalam pidatonya yang sangat dinanti-nantikan di Istana Negara
Mongolia, mengutip Catholic News Agency (CNA), Paus Fransiskus menyebut
Mongolia sebagai "simbol kebebasan beragama" dan menggarisbawahi peran
penting yang dapat dimainkan oleh pemerintahan demokratis Mongolia dalam mempromosikan
perdamaian dunia.
Paus Fransiskus, berbicara kepada pemimpin Mongolia dan
diplomatik korps yang hadir, mengungkapkan harapannya bahwa surga akan
memberikan "pembaruan bagi bumi yang hancur akibat konflik-konflik tak
terhitung." Ia juga menegaskan pentingnya menghormati hukum internasional
sebagai langkah penting menuju perdamaian global.
Dalam pidatonya yang penuh semangat, Paus Fransiskus
menyerukan pemecahan konflik melalui pertemuan dan dialog, serta penjaminan hak
dasar semua individu. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun masa
depan perdamaian, terutama di wilayah yang sering kali tegang, seperti Mongolia
yang berada di antara Rusia dan Tiongkok.
Pengawal kehormatan Mongolia berdiri gagah di depan Istana
Negara, memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus yang tiba di Lapangan
Sukhbaatar, tempat di mana Mongolia menyatakan kemerdekaannya dari Tiongkok
pada tahun 1921. Lapangan ini menjadi saksi sejarah yang kuat.
Meskipun jumlahnya kecil, beberapa peziarah Katolik dari Hong
Kong dan daratan Tiongkok bergabung dalam kerumunan yang menyambut paus,
menunjukkan perbedaan mencolok dalam kebebasan beragama di seberang perbatasan
selatan Mongolia, di mana beberapa dari mereka mengenakan topeng dan kacamata
hitam untuk melindungi identitas mereka.
Sementara itu, Tuvshin, seorang Kristen Mongolia,
mengungkapkan keyakinannya bahwa Mongolia berada dalam lingkungan yang sulit di
antara dua kekuatan besar, Rusia dan Tiongkok, sehingga kunjungan Paus
Fransiskus menjadi semakin penting.
Paus Fransiskus juga mengingatkan tentang sejarah panjang
hubungan diplomatik antara Vatikan dan Mongolia, yang telah berlangsung selama
hampir 800 tahun. Ia menyebutkan bagaimana Pater Yohanes Pian del Carpine
mengunjungi kaisar Mongolia ketiga, Guyug, pada tahun 1246 sebagai utusan paus,
menjalin kontak resmi antara Vatikan dan Khan Agung. Sejarah ini ditandai
dengan surat balasan yang dapat ditemukan di Perpustakaan Vatikan, yang Paus
Fransiskus hadiahkan kepada pemimpin Mongolia sebagai tanda persahabatan kuno
yang tetap hidup.
Dalam konteks jumlah umat Katolik yang kecil di Mongolia,
sekitar 1.450 dari total 3,3 juta penduduk negara tersebut, Paus Fransiskus
menyatakan apresiasi terhadap komunitas ini yang meskipun kecil, berkomitmen
dalam mempromosikan budaya solidaritas, dialog antaragama, keadilan,
perdamaian, dan harmoni sosial.
Paus Fransiskus juga memberikan penghormatan kepada tradisi
agama lain di Mongolia, yang mayoritas penduduknya adalah Buddha. Ia menyoroti
pandangan holistik tradisi shaman Mongolia yang dapat memberikan kontribusi
besar bagi usaha perlindungan dan pelestarian planet Bumi.
Dalam pertemuan pribadi setelah pidato, Paus Fransiskus
bertukar pandangan dengan Perdana Menteri Mongolia Luvsannamsrai Oyun-Erdene,
memuji upaya Mongolia dalam promosi hak asasi manusia, penghapusan hukuman
mati, dan tekad untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir.
Paus juga mengapresiasi praktik peternakan dan pertanian tradisional
Mongolia yang menghormati keseimbangan ekosistem, memberikan contoh kepada
generasi mendatang tentang pentingnya menjaga alam.
Dengan kunjungan historis ini, Paus Fransiskus menyatakan
keyakinannya bahwa umat Katolik Mongolia akan terus berperan dalam membangun
masyarakat yang makmur, aman, dan berdamai, melalui dialog dan kerjasama dengan
semua warga Mongolia.
Baca juga:
- Mengenal Lebih Dekat Santo Antonius dari Padua: PerjalananHidup dan Warisan Spiritual
- Tren Operasi Transgender Remaja di Amerika Serikat: TemuanTerbaru dari Studi JAMA
- Kisah Inspiratif Keluarga Ulma: Perlindungan Terhadap OrangYahudi di Tengah Teror Nazi
Posting Komentar