Mengenal Uskup Siprianus Hormat dan Makna di Balik Lambang Keuskupannya
Katolik Terkini - Uskup Siprianus Hormat, yang lahir pada 16 Juli 1965, telah menjadi figur yang penting dalam Gereja Katolik di Indonesia sejak dia diangkat sebagai Uskup Ruteng pada 13 November 2019. Namun, siapa sebenarnya Mgr. Siprianus Hormat, dan apa makna di balik lambang keuskupannya?
Perjalanan hidup dan Pengabdiannya
Mgr. Siprianus Hormat adalah
anak kedua dari tujuh bersaudara dari pasangan Mikael Mahar dan Yuliana Nahus.
Keluarganya, meskipun sederhana, menjalani disiplin yang ketat, dan ini
membentuk dasar kehidupan berkeluarganya. Semangat Katolik dalam keluarganya
memberikan fondasi kuat bagi panggilannya.
Pendidikan awalnya dimulai
di SDK Ri'I dari 1974 hingga 1980, dan kemudian dia melanjutkan pendidikan
tingkat SMP dan SMA di Seminari Pius XII Kisol dari 1980 hingga 1986. Pada
tahun 1987, dia mendaftarkan diri untuk menjadi imam diosesan Keuskupan Ruteng.
Setelah itu, ia melanjutkan
studi filsafat di STFK Ledalero dari tahun 1987 hingga 1991 dan studi teologi
di Ledalero dari 1993 hingga 1995. Ia juga menjalani masa Tahun Orientasi
Pastoral (TOP) di Seminari Pius XII Kisol dari tahun 1991 hingga 1993.
Pada April 1995, di Kapel
Seminari Tinggi Santo Petrus di Ritapiret, Mgr. Siprianus menerima tahbisan
diakonat dari Mgr. Anton Pain Ratu, S.V.D., yang merupakan Uskup Atambua.
Kemudian, pada 8 Oktober 1995, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Mgr. Eduardus
Sangsun, S.V.D., Uskup Ruteng.
Tugas awalnya adalah sebagai
Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Ruteng dan pastor kapelan di Paroki Santo
Vitalis Cewonikit, Ruteng, hingga tahun 1996.
Dia kemudian bertugas di
Lela, Maumere, Flores, dari tahun 1996 hingga 1997 sebagai pendamping (socius)
para frater yang melaksanakan Tahun Orientasi Rohani (TOR). Selanjutnya, dia
ditugaskan sebagai pastor rekan di Paroki Santo Paskalis, Cempaka Putih, Jakarta
Pusat, dari tahun 1997 hingga 1999. Selama tugas ini, dia juga mengambil kursus
bahasa Inggris.
Pendidikan lanjutnya
dilakukan di Accademia Alfonsianum, Roma, Italia, untuk mengambil gelar
Licenciat dalam bidang teologi moral dari tahun 1999 hingga 2001. Dia juga
mengikuti kursus formasi dalam bidang Diploma Interdiscipline Studies di
Universitas Kepausan Gregoriana pada tahun 2001 hingga 2002.
Baca juga:
- Pentahbisan Dua Imam Baru Serikat Xaverian Mengukir Sejarahdi Pekanbaru
- Paus Fransiskus Memimpin Dialog Antaragama di Mongolia:Pentingnya Keterbukaan dan Saling Memahami
- Sejarah Kanonisasi Paus: Dari Santo Petrus hingga PausFransiskus
Setelah kembali ke Indonesia
pada tahun 2002, ia menjadi staf pembina Seminari Tinggi St Petrus Ritapiret.
Dari tahun 2003 hingga 2012, ia juga menjadi Pembantu Ketua III dan staf
pengajar di STFK Ledalero. Dia juga menjadi dosen tamu di STKIP Santo Paulus
Ruteng dari tahun 2007 hingga 2011. Pada tahun 2011 hingga 2012, ia mengikuti
kursus formasi di Varese, Italia.
Pada tahun 2012, Mgr.
Siprianus ditunjuk sebagai Sekretaris Komisi Seminari Konferensi Waligereja
Indonesia dan Sekretaris Harian Badan Kerjasama Bina Lanjut Imam Indonesia KWI.
Sejak saat itu, ia mulai tinggal di Jakarta. Pada Oktober 2014, ia terpilih
sebagai ketua UNIO Indonesia periode 2014–2017, sebuah perkumpulan para imam
diosesan di Indonesia, dalam Musyawarah Nasional ke-11 di Ambon. Pada November
2016, ia terpilih sebagai Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia,
menggantikan R.D. Yohanes Rasul Edy Purwanto.
Pada tanggal 13 November
2019, Mgr. Siprianus Hormat diumumkan sebagai Uskup Ruteng dalam Misa penutupan
Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia oleh Nuncio Apostolik Tahta Suci
Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo.
Pengumuman yang sama
dibacakan oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, R.D. Alfonsius Segar, di
Gereja Katedral Ruteng. Ini terjadi setelah mundurnya Mgr. Hubertus Leteng pada
11 Oktober 2017, dan selama masa kekosongan kepemimpinan di Ruteng, Uskup Denpasar,
Mgr. Silvester Tung Kiem San, menjadi Administrator Apostolik.
Tahbisan Episkopal dan Makna Lambang Keuskupannya
Tahbisan episkopal Mgr.
Siprianus berlangsung pada 19 Maret 2020, yang bertepatan dengan Hari Raya
Santo Yusuf, di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga (Asumpta),
Ruteng.
Penahbisan tersebut dipimpin
oleh Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Konferensi
Waligereja Indonesia, didampingi oleh Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Uskup
Agung Ende, dan Mgr. Silvester Tung Kiem San, Uskup Denpasar yang menjadi
Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng sebelumnya.
Sehari sebelum tahbisan
uskup, pada 18 Maret 2020, diadakan ibadat salve dan pemberkatan insignia di
Gereja Katedral Lama Santo Yosef, Ruteng. Misa pontifikal perdana Mgr. Sipri
berlangsung pada Sabtu, 21 Maret 2020.
Makna Lambang Keuskupan Mgr. Siprianus
Lambang keuskupan Mgr.
Siprianus Hormat mencerminkan banyak aspek dari kehidupan dan panggilannya.
Lambang ini terbagi dalam empat sisi perisai, masing-masing membawa makna yang
dalam:
Sisi kiri atas dengan latar
belakang abu-abu keperakan menunjukkan dedikasinya kepada Santo Siprianus dari
Kartago. Lambang ini melibatkan daun palma, pedang emas, dan buku merah yang
berjudul "Persatuan dalam Gereja Katolik". Ini menggambarkan
pengabdian Mgr. Siprianus untuk mempersatukan dan memperkuat Gereja Katolik di
wilayahnya.
Sisi atas sebelah kanan
perisai menampilkan rumah adat Manggarai, yang melambangkan tempat kelahiran
Mgr. Sipri. Ini menghubungkan dia secara mendalam dengan budaya dan masyarakat
setempat di wilayah Keuskupan Ruteng.
Sisi sebelah kiri bawah
dengan latar belakang merah terdiri dari setangkai padi, sarang laba-laba, dan
kayu teno yang melambangkan Kabupaten Manggarai, tempat awal karya Mgr. Sipri.
Ini menggarisbawahi kontribusinya dalam memajukan dan melayani komunitas
setempat.
Sisi sebelah kanan bawah
didedikasikan untuk Santa Perawan Maria dengan latar belakang warna biru dan
mahkota kuning keemasan dengan 12 lingkaran berwarna hitam dan putih. Ini
menunjukkan pengabdian dan kerendahan hati Mgr. Siprianus kepada Santa Perawan
Maria, Ratu Para Rasul, dan penghormatan terhadap perannya dalam imannya.
Motto Penggembalaan
Mgr. Siprianus mengambil
moto penggembalaannya dari 1 Korintus 16: 14, yakni "Omnia in
Caritate" ("Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih"). Moto
ini mencerminkan komitmen Mgr. Siprianus untuk melayani umatnya dengan kasih,
menjadikan cinta sebagai landasan dalam semua tindakannya sebagai uskup.
Dalam perjalanan hidup dan
pengabdian Mgr. Siprianus Hormat, tergambar cerita inspiratif tentang ketekunan
dalam mencari pengetahuan dan pelayanan yang tulus kepada komunitasnya.
Keuskupannya dan lambangnya mencerminkan nilai-nilai, dedikasi, dan cinta yang
dia bawa dalam memimpin dan melayani Gereja Katolik di Keuskupan Ruteng.
Posting Komentar