Javier Milei dan Pergeseran Politik Argentina: Dampaknya Terhadap Gereja Katolik dan Paus Fransiskus
Katolik
Terkini - Di tanah kelahiran Paus Fransiskus, Argentina, sebuah
pergeseran politik yang signifikan telah terjadi, mempengaruhi tidak hanya
lanskap domestik negara ini, tetapi juga Gereja Katolik. Suara-suara politik
yang berbeda dari biasanya bergema di jalanan sibuk Buenos Aires, di mana irama
tango biasanya mendominasi.
Kali ini, suara itu adalah milik Javier Milei, seorang ekonom
libertarian yang telah muncul sebagai kekuatan politik yang kuat dalam beberapa
tahun terakhir.
Milei, dengan penampilannya yang khas dan retorika yang
tegas, telah menantang norma politik Argentina. Namun, dengan kenaikannya dalam
popularitas, banyak yang bertanya-tanya: Bagaimana Gereja Katolik, yang
merupakan salah satu pilar masyarakat Argentina, melihat sosok politik baru
ini?
Dan apa pandangan Paus Fransiskus, yang sering berbicara
tentang hubungan antara iman dan politik, terhadap perkembangan politik di
negaranya? Sejak terpilih menjadi paus, Paus Fransiskus tidak pernah kembali ke
Argentina asalnya — apakah kepresidenan Milei berarti ia tidak akan pernah
kembali ke tanah kelahirannya?
Pemilihan pendahuluan minggu lalu telah mengguncang politik
Argentina. Reuters mencatat bahwa dengan sekitar 90% suara yang dihitung,
ekonom libertarian sayap kanan tersebut berhasil meraih 30,5% suara, melampaui
ekspektasi. Blok oposisi konservatif utama mengikuti dengan 28%, dan koalisi
Peronist yang berkuasa mendapat 27%. Hasil ini adalah penolakan yang kuat
terhadap koalisi Peronist tengah-kiri dan blok oposisi konservatif, demikian
laporan lembaga berita tersebut.
Milei merespons hasil ini dengan percaya diri, menyatakan,
"Kami adalah oposisi yang sejati," dalam pidatonya yang optimis.
Namun, siapa sebenarnya Javier Milei dan apa yang diinginkannya secara politik?
Para kritik telah menggambarkan Milei sebagai sayap kanan
jauh, ultra-konservatif, dan libertarian sayap kanan. Sebagai seorang ekonom,
ia mengikuti Sekolah Ekonomi Austria, yang meyakini kekuatan pilihan individu
dan pasar bebas untuk menentukan hasil ekonomi, dan juga mengidentifikasikan
dirinya sebagai anarko-kapitalis.
Terlepas dari label-label ini, Milei tanpa ragu menantang
Gereja Katolik dan komunitas Katolik di Argentina. Beberapa pandangannya,
terutama kritiknya terhadap establishment politik dan penekanannya pada
kebebasan individu, resonan dengan banyak umat Katolik. Namun, yang lain secara
tegas menentang ajaran sosial Gereja.
Fray Nelson Medina, seorang imam Katolik terkemuka, mengingatkan
para pengikutnya untuk tidak hanya terpengaruh oleh karisma Milei semata. Ia
menekankan bahwa "Milei bukanlah seorang mesias, dan politik bukanlah
pengganti Injil," seperti yang dilaporkan oleh ACI Prensa, mitra berita
berbahasa Spanyol dari CNA.
Dalam perbandingan yang dangkal, Paus Roma dan calon presiden
Argentina memiliki sedikit kesamaan. Meskipun baik Jorge Bergoglio (PausFransiskus) maupun Javier Milei memiliki akar imigran Italia dan Milei
mengidentifikasikan dirinya sebagai Katolik, pandangan mereka tentang politik
dan ekonomi sangat berbeda. Paus Fransiskus telah mendorong harmoni sosial dan
persatuan di Argentina, sementara Milei berpendapat bahwa Gereja tidak boleh
mencampuri ekonomi.
Ekonom Jerman, Jan Schnellenbach, mengkritik pandangan
ekonomi Milei sebagai sangat ekstrem dan tidak sesuai dengan ajaran sosial
Katolik. Schnellenbach juga membandingkan pendekatan Milei dengan Paus
Fransiskus, yang mengkritik baik neoliberalisme maupun populisme sebagai
ideologi yang merusak martabat manusia dan solidaritas. Paus Fransiskus
dipandang sebagai "realis yang lebih besar," yang mengakui bahwa
pasar tidak dapat menyelesaikan semua masalah dan bahwa ada kebutuhan akan
negara yang kuat untuk melindungi kebaikan bersama.
Schnellenbach juga menekankan bahwa setiap negara harus
menemukan jalan pengembangannya sendiri, menggambarkan perbedaan antara
pendekatan Paus Fransiskus yang lebih fleksibel dengan pendekatan ekonom Milei
yang sangat ekstrem. Dengan perubahan politik yang sedang terjadi di Argentina,
pertanyaan besar adalah bagaimana pergeseran ini akan mempengaruhi hubungan
antara Gereja Katolik, Paus Fransiskus, dan pemimpin politik seperti Javier
Milei.
Posting Komentar