Gereja Katolik Meksiko Berikan Bantuan Kemanusiaan Melalui Peta Interaktif
Katolik Terkini -
Gereja Katolik di Meksiko telah mengambil inisiatif luar biasa dengan merilis
peta interaktif yang memetakan lokasi tempat perlindungan, dapur umum, dan
pusat informasi yang mereka operasikan di seluruh negara. Inisiatif ini
bertujuan untuk memberikan panduan yang lebih efisien kepada para migran yang
membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Gereja Katolik, mengutip Catholic News Agency (CNA), di Meksiko
telah mendirikan 54 pusat penerimaan yang ramah untuk menyambut para migran, 12
dapur umum yang menyediakan kebutuhan dasar mereka, dan lima pusat informasi di
mana para migran dapat mengakses nasihat hukum serta meninggalkan informasi
kontak mereka untuk menerima bantuan lebih lanjut.
Pastor Héctor Julio López
Vivas, sekretaris eksekutif untuk pelayanan migran yang dijalankan oleh uskup
Katolik Meksiko, menjelaskan bahwa peta ini bertujuan untuk membantu para
migran menemukan tempat-tempat ini dengan lebih mudah, sehingga mereka dapat
menerima bantuan "dengan cara yang manusiawi."
"Ketika orang datang ke
fasilitas Gereja Katolik, mereka merasa aman, mereka merasa dilindungi, dan
mereka tahu bahwa semua layanan ini sepenuhnya gratis," ungkap Pastor
López Vivas dalam sebuah wawancara dengan ACI Prensa, mengutip CNA, Selasa (5/9/2023).
Berbeda dengan fasilitas
pemerintah yang sering dikritik, tempat perlindungan yang dioperasikan oleh
Gereja Katolik Meksiko menawarkan pengalaman yang berbeda. Hal ini menjadi
lebih jelas setelah terjadi tragedi pada tanggal 27 Maret di sebuah penginapan
tempat perlindungan sementara yang dijalankan oleh pemerintah di Ciudad Juárez,
negara bagian Chihuahua. Kebakaran tersebut mengakibatkan kematian 40 orang dan
melukai setidaknya 28 orang.
Ciudad Juárez terletak di
seberang Sungai Rio Grande, berdekatan dengan El Paso, Texas.
Menyikapi tragedi ini, para
uskup Katolik Meksiko mengeluarkan pernyataan yang mengecam "kondisi
subhuman" yang dialami oleh para migran di fasilitas pemerintah dan
meminta pemerintah untuk menghentikan pengklasifikasian mereka sebagai
"tempat perlindungan," karena "mereka beroperasi seperti
penjara, sebagai hukuman atas migrasi ilegal."
Sebelum terjadinya kebakaran
tersebut, pelayanan migran yang dijalankan oleh uskup telah mengingatkan Komisi
Inter-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR) tentang "situasi yang
mengkhawatirkan" dan "risiko yang mungkin" dihadapi oleh
orang-orang di stasiun migrasi Institut Migrasi Nasional.
Mengingat situasi ini, Pastor López Vivas mengajak para migran untuk mempercayai fasilitas yang dijalankan oleh Gereja.
"Kami bukan lembaga pemerintah, kami bukan pusat penahanan, kami adalah pusat bantuan kemanusiaan," kata Pastor Lopez.
Dengan peta interaktif
ini, Gereja Katolik Meksiko berharap dapat terus memberikan bantuan yang lebih
baik dan lebih manusiawi kepada para migran yang mencari perlindungan dan
bantuan di negara mereka.
Posting Komentar